Senin, 02 Juli 2012

Bahan Ajar



PERPINDAHAN KALOR

a.   Perpindahan Kalor

Dalam kehidupan sehari-hari perpindahan kalor sangat diperlukan, namun dalam hal tertentu kita justru memerlukan alat yang dapat memcegah perpindahan kalor. Disaat kita memasak air, sudah pasti kita memerlukan perpindahan kalor dari api ke panci sehingga dapat memanaskan air daalm panci tersebut. Sebaliknya, untuk dapat mempertahankan panas air, kita memerlukan alat yang bisa mencegah perpindahan kalor dari air ke udara, yaitu termos.

Secara alamiah, kalor selalu berpindah dari tempat atau benda yang bersuhu lebih tinggi ke tempat atau benda yang bersuhu lebih rendah. Kalor tidak pernah berpindah dalam arah sebaliknya dengan sendirinya atau secara spontan. Kalor dapat berpindah dari tempat atau benda yang bersuhu lebih rendah ke tempat atau benda yang bersuhu lebih tinggi jika menggunakan alat tertentu, misalnya lemari es (refrigerator). Dengan bantuan freon, sebuah lemari es dapat memindahkan kalor dari benda yang bersuhu lebih rendah, seperti daging, buah-buahan, sayuran dan air ke benda yang bersuhu lebih tinggi, yaitu udara. Perpindahan kalor dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

Kalor berpindah dari bena yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kita memegang es, maka panas dari tangan akan berpindah ke es, sehingga es mencair.
Salah satu cara perpindahan kalor adalah kondoksi. Konduksi merupakan perpindahan kalor melalui bahan dengan kontak langsung. Kalor dipindahkan ketika partikel-partikel bahan bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Ketika partikel yang bergerak cepat bertumbuhkan dengan partikel-partikel yang bergeraka lambat, maka akan terjadi perpindahan kalor dari partikel yang bergerak cepat ke partikel yang bergerak lambat.

Konduksi kalor dapat terjadi pada zat padat, cair dan gas, tetapi zat padat lebih baik dalam mengkonduksi kalor dari pada zat cair dan gas. Meskipun demikian zat padat mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengkonduksi kalor. Logam mempunyai elektron bebas yang dapat bergerak bebas, yang dapat memindahkan energi kinetik ke partikel tetangganya. Perak tembaga dan aluminium merupakan konduktor panas yang baik, sedangkan kayu, plastik, kaca dan serat gelas merupakan konduktor kalor yang buruk.

 A.1 Konduksi pada Zat Padat

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel penyusummya.
Perpindahan kalor secara konduksi berlangsung pada benda padat. Misalnya, jika kamu memegang penggaris besi yang salah satu ujungnya dipanaskan, maka ujung penggaris besi yang kamu pegang lama-kelamaan terasa panas(gambar a). Ini berarti kalor berpindah melalui penggaris besi dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Selama perpindahan kalor terjadi, tidak ada partikel besi yang ikut berpindah. Api mula-mula memberikan energi panas kepada bagian penggaris besi yang terkena api sehingga partikel-partikel besi pada bagian itu bergetar dengan hebat dan membentur partikel lain di sekitarnya. Tumbukan antar partikel terus berlanjut ke seluruh bagian penggaris besi. Tumbukan itu menghasilkan energi panas yang kamu rasakan pada bagian penggaris besi yang kamu pegang.
                                                                   (gambar a)
Hantaran kalor hanya terjadi jika ada perbedaan suhu. Kecepatan aliran kalor melalui benda tersebut sebanding dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya bergantug pada ukuran benda dan jenis benda. Secara kuantitatif aliran kalor melalui uniform dinyatakan oleh persamaan

Dengan
A= luas penampang lintang, l= jarak antara kedua ujung yang mempunyai suhu T1 dan T2, k = konstanta pembanding yang disebut konduktivitas termal
Pada umumnya logam merupakan penghantar kalor yang baik, seperti terlihat pada tabel berikut:

Nilai konduktivitas termal beberapa zat
Bahan
Konduktivitas panas
J/s m K
Perak
Tembaga
Aluminium
Baja
Batu bara
Air
Asbes
Kayu
Udara
420
380
200
40
0,84
0,56
0,16
0,08-0,16
0,023

Bahan yang memiliki nilai konduktivitas panas rendah menunjukkan hantaran kalornya rendah, dengan kata lain bahan tersebut merupakan isolator kalor.

Contoh soal
Hitung kecepatan aliran kalor melalui jendela kaca dengan luas kaca 2,0 m x 1,5 m dan tebal 3,2 mm, jika temperatur pada permukaan dalam dan luar 15,0*C dan 14,0*C. Nilai konstanta pembanding (k = 0,884 J/s K)
Diketahui:

dinyatakan Q = ?
jawab:
A.2 Konveksi pada Zat Cair dan Gas

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan partikel zat tersebut.
Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi bila suatu zat mengalami pemanasan. Pemanasan pada zat menyebabkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas dan bagian zat yang dingin. Bagian zat yang panas mengalami pemuaian sehingga memiliki massa jenis lebih kecil dibandingkan bagian zat yang dingin. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. Laju aliran kalor
Ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara konveksi adalah sebanding dengan luas permukaan A yang bersentuhan dengan fluida dan beda suhu ∆T antara benda dan fluida secara matematis dinyatakan oleh persamaan
Dengan h adalah koefisien konveksi yang besarnya bergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan. Nilai h diperoleh dari percobaan.

Contoh soal
Permukaan dalam suatu dinding rumah dijaga bersuhu tetap 30*C pada saat udara luar 20*C. Berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding berukuran 8,00 m x 4,00 m selama sehari. Di anggap koefisien kinveksi rata-rata 3,5 J/s m*2 K.
Diketahui :  
Ditanyakan: Q ?
Jawab:

a.     Konveksi dalam Zat Cair
Contoh dari konveksi dalam zat cair antara lain, pemanasan air dalam tabung bagian bawah menyebabkan air di tempat itu menjadi lebih panas dibandingkan air pada tabung bagian atas. Air yag lenih besar memiliki volume yang lebih besar akibat mengalami pemuaian sehingga air itu memiliki massa jenis yang lebih kecil. Air yang dingin pada tabung bagian atas berpindah ke tabung bagian bawah karena memiliki massa jenis yang lebih besar. Sebaliknya, air panas pada tabung bagian bawah akan naik ke atas.
Contoh lain peristiwa konveksi zat cair misalnya pemanasan air dalam ketel sebagian terjadi karena konduksi melalui dinding ketel, sebagian lagi karena konveksi yang dialami air itu sendiri.

b.     Konveksi dalam Gas
Zat cair dan gas berbeda dengan zat padat. Zat cair dan gas dapat mengalir. Partikel-partikel zat yang dapat mengalir disebut zat alir. Kalor dipindahkan oleh zat cair dan gas secara konveksi.
Konveksi merupakan perpindahan kalor oleh partikel-partikel yang bergerak. Bagaimana perbedaan perpindahan kalor secara knduksi dan konveksi? Pada perpindahan kalor secara konduksi, kalor dipindahkan oleh partikel yang satu ke partikel yang lain, tetapi partikel-partikel tersebut tidak ikut berpindah. Sedangkan konveksi merupakan perpindahan kalor oleh partikel-partikel yang bergerak dari tempat satu ke tempat lain, dan partikel-partikel tersebut ikut pindah. Ketika kalor ditambahkan ke dalam zat cair, padat dan gas partikel-partikelnya mulai bergerak cepat. Tetapi, partikel-partikel zat cair dan gas lebih bebas bergerak dibandingkan partikel-partikel zat padat. Selanjutnya, partikel-partikel tersebut bergerak cepat dan terlepas, sehingga dikatakan zat alir (cair dan gas) memuai. Contoh pemuaian adalah pemuaian udara dalam balon sehingga balon mengembang.

Peristiwa konveksi lebih cepat terjadi dalam gas dibandingkan dalam zat cair. Dengan demikian, konveksi pada udara lebih cepat terjadi daripada konveksi pada air. Hal ini disebabkan gas mengalami pemuaian yang lebih besar apabila dipanaskan. Walaupun gas termasuk penghantar/ konduktor kalor yang buruk, tetapi gas masih dapat menghantarkan kalor secara konveksi.
Konveksi udara bisa dijumpai pada angin laut, angin darat, cerobong asap pabrik, dan ventilasi.
1.      Angin laut adalah angin yang bergerak dari laut ke darat. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, udara di atas daratan lebih cepat panas daripada di atas lautan. Akibatnya, massa jenis udara di atas daratan menjadi lebih kecil dibandingkan udara di atas lautan. Udara di atas daratan naik digantikan udara di atas laut. Akhirnya udara mengalir dari laut ke darat.



2.      Angin darat adalah angin yang bergerak dari darat menuju laut. Angin darat terjadi pada malam hari. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, pada siang hari, udara di atas daratan lebih panas daripada di atas lautan. Namun, karena air laut lebih sulit melepaskan panas yang diterima dibandingkan daratan, maka pada malam hari udara di atas lautan lebih panas. Akibatnya, udara di atas daratan mengalir ke laut.

A.3 Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara.
Perpindahan panas secara radiasi hanya terjadi dalam gas dan ruang hampa udara. Jika kita berdiri di dekat api unggun, perapian, tungku pemanas, dan semacamnya, maka kita akan mrasakan panas. Panas yang kita rasakan tidak dihantarkan melalui udara karena udara termasuk konduktor kalor yang buruk. Panas tersebut juga tidak dipindahkan secara konveksi karena udara yang panas akan mengalir ke atas, bukan ke samping. Demikian pula panas sinar matahari tidak dapat mencapai permukaan bumi secara konduksi ataupun konveksi.

Perpindahan panas matahari hanya terjadi dengan cara radiasi. Perpindahan panas dengan cara radiasi bisa melalui ruang hampa udara, artinya berlangsung tanpa perlu zat perantara. Pancaran kalor radiasi ini berupa pancaran gelombang elektromagnetik. Perpindahan kalor secara radiasi ini dapat dihalangi oleh tabir. Misalnya, ketika tubuh kita terpapar terik sinar matahari kita berusaha menghalangi oaoaran radiasinya dengan payung atau topi.

Bagaimana cara mengetahui daya pancar kalor suatu benda? Daya pancar kalor suatu benda dapat diketahui dengan alat yang disebut termoskop. Dengan alat ini dapat dibuktikan bahwa benda yang permukaannya hitam memancarkan dan menyerap kalor radiasi lebih baik daripada benda yang permukaannyaputih mengkilap. Permukaan hitam dan kusam merupakan penyerap dan pemancar kalor radiasi yang baik. Itulah sebabnya pada siang hari yang terik sebaiknya kita tidak memakai pakaian berwarna gelap karena warna gelap menyerap kalor lebih banyak sehingga tubuh kita kepanasan. Sebaliknya, permukaan yang putih dan mengkilap merupakan penyerap dan pemancar kalor radiasi yang buruk sehingga pada siang hari yang panas lebih nyaman jika kita mengenakan pakaian berwarna terang, misalnya warna putih.

Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan per satuan waktu luas, bergantung pada sifat permukaan serta suhunya. Pada suhu rendah radiasi yang dipancarkan kecil.
Kecepatan sebuah benda meradiasikan energi sebanding dengan perangkat empat suju Kelvin T . Kecepatan radiasinya juga sebanding dengan luas A dari benda yang memancarkannya. Secara matematis ditulis:
Persamaan di atas disebut persamaan Stefan-Boltzmann. Untuk permukaan benda jhitam sempurna, banyak kalor yang dipancarkan adalah

Benda hitam sempurna adalah benda yang dapat memacarkan atau menyerap kalor secara sempurna. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada benda hitam sempurna. Oleh karena itu, persamaan radiasi dapat ditulis:

Dengan
E = laju pancaran kalor tiap satuan luas
Q = kalor yang dipancarkan
t   = waktu (lama pancaran)
T = suhu mutlak
σ= konstanta Stefan-Boltzman 
      e= emisivitas, merupakan bilangan yang menyatakan karakteristik materi memiliki nilai 0 sampai 1.
Permukaan yang sangat hitam mempunyai e mendekati 1, sementara permukaan yang mengkilat mempunyai e mendekati 0. Jika nilai e=0, benda  tidak dapat memancarkan atau menyerap kalor sama sekali. Permukaan mengkilat memncarkan radiasi yang lebih kecil, tetapi juga menyerap sedikit radiasi yang mengenainya (sebagian besar dipantulkan). Benda hitam dan yang sangat gelap menyerap hampir seluruh radiasi yang menimpanya. Maka dapat kita katakan bahwa penyerap yang baik juga merupakan pemancar yang baik.

Apabila sebuah benda dengan emisivitas e dan luas A berada pada temperatur T1 dan benda tersebut dikelilingi oleh lingkungan yang bertemperatur T2 dan emisivitas tinggi, kecepatan radiasi energi oleh sekitarnya sebanding dengan suhu pertama dan kecepatan total aliran kalor radiasi dari benda dinyatakan oleh persamaan

Dengan: A = luas permukaan, e = emisivitas benda pada suhu T1, T2 =  suhu sekelilingnya.
Karena kedua benda dan sekelilingnya meradiasikan energi, ada transfer energi total dari satu benda ke benda yang lainnya kecuali keduanya mempunyai suhu sama.
Dari persamaan di atas jika T1 lebih besar dari T2 (dari benda ke sekelilingnya atau lingkungannya), maka benda menjadi dingin. Sebaliknya yang akan terjadi jika T1 lebih keil dari  T2.
Pemanasan benda dengan radiasi Matahari tidak dapat dihitung dengan rumus di atas, tetapi dihitung dengan menggunakan fakta bahwa sekitar 1350 j energi Matahari menimpa Bumi per detik per meter persegi luas yang membentuk sudut siku-siku terhadap berkas sinar Matahari. Angka 1350W/m*2 disebut konstanta Matahari, atmosfer menyerap 70% energi ini sebelum sampai ke permukaan Bumi, saat udara sangat cerah bisa mencapai 1000 W/m*2.
Sebuah benda yan emisivitasnya e dengan luas permukaan A yang menghadap Matahari menyerap kalor dengan kecepatan:
Di mana ϴ adalah sudu antara berkas sinar Matahari dan garis yang tegak lurus permukaan. Untuk itulah mka radiasi Matahari lebih banyak memanasi Bumi pada waktu tengah hari, di mana posisi Matahari persis di atas kepala kita.

Contoh soal
Sebuah benda hitam sempurna mempunyai suhu 27*C. Jika luas permukaanya 3 m*2 berapakah kalor yang dipancarkan selama sat menit?
Diketahui T  = 27* C = 300 K
               A  = 3 m*2
              t   = 1 menit = 60 sekon
Ditanyakan Q = ?
Jawab:


b.     Konduktor DAn isolator
Di alam ini terdapat benda-benda yang sangat baik dalam menghantarkan kalor, ada pula yang buruk dalam menghantarkan kalor. Daya hantar kalor suatu zat adalah kemampuan zat itu untuk menghantarkan kalor. Zat yang berdaya hantar kalor tinggi lebih mudah menghantarkan panas. Berdasarkan daya hantar kalornya, zat dibedakan menjadi dua, yaitu konduktor dan isolator.

    Konduktor
Konduntor panas adalah benda-benda yang baik dalam menghantarkan kalor. Contoh bahan konduktor panas antara lain tembaga, aluminium, besi dan silikon.
Contoh pemanfaatan sifat konduktor dalam kehidupan sehari-hari:
a)      Konduktor yang baik seperti aluminium, tembaga, dan besi digunakan untuk membuat perabot dapur (seperti panci, penggorengan, ceret, dll), setrika dan radiator. Pada alat-alat ini kalor dipindahkan dengan cepat.
b)      Solder dibuat dari bahan tembaga atau aluminium dengan maksud agar saat diberi kalor , kalor tersebut berpindah dengan cepat sehingga timah solder segera meleleh dan tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan panas ke batang timah.
c)      Alat pemanggang roti dan tempat pembakar sate terbuat dari bahan tembaga atau aluminium.

 Isolator
Isolator (penyekat) panas adalah benda-benda yang tidak baik dalam mengahantarkan kalor. Contoh isolator adalah plastik, karet, gelas, air, wol, udara dan gabus.
Contoh pemanfaatan bahan isolator antara lain:
a)      Tangkai pegangan pada peralatan memasak atau pegangan setrika dibuat dari kayu atau plastik yag sukar menghantarkan kalor. Dengan demikian, pegangan itu tidak terasa panas ketika dipegang.
b)      Penutup poci teh diisi dengan kapuk atau karet busa guna menahan kalor dari luar poci.
c)      Saat kita tidur di lantai beralaskan tikar atau permadani, kalor dari tubuh kita tertahan oleh rongga-rongga udara pada tikar atau permadani sehungga kita tidak merasa dingin.
d)     Hewan-hewan di daerah dingin mempunyai bulu tebal yang mengandung banyak rongga udara di dalamnya sehingga tubuh hewan itu tetap hangat.

c.    Penerapan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
Banyak peristiwa dan peralatan sehari-hari yang memanfaatkan konsep perpindahan kalor misalnya sepeti diuraikan berikut ini.
      1)   Termos merupakan peralatan rumah tangga yang dapat mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Termos mempunyai dinding rangkap yang berlapis perak di bagian dalamnya. Ruang antara kedua dinding tersebut merupakan daerah hampa udara. Es di dalam termos dapat bertahan lama karena tidak memperoleh kalor dari luar. Begitu pula minuman yang panas akan tetap panas dalam waktu yang lama karena kalor sulit keluar dari termos. Perpindahan kalor secara konduksi tidak mungkin terjadi di dalam termos sebab di dalam termos terdapat kaca yang sukar menghantarkan kalor. Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi terhambat oleh ruang hampa udara. Perpindahan kalor secara radiasi juga tidak dapat terjadi karena hampir seluruh kalor dipantulkan kembali oleh permukaan yang mengkilap.
 
      2)      Setrika memindahkan kalor ke pakaian yang disetrika secara konduksi. Setrika listrik terbuat dari logam. Gagang setrika terbuat dari kayu, plastik atau ebonit sehingga sukar menghantarkan panas. Pada bagian dalam setrika terdapat elemen pemanas. Elemen pemanas terbuat dari kawat yang dililitkan pada lempeng mika. Kawat ini merupakan kawat halus yang terbuat dari bahan nikelin, konstantan, atau nikrom. Panas yang dihasilkan setrika listrik dipindahkan ke pakaian dengan cara konduksi.

      3)      Pada waktu hari panas, benda-benda yang terbuat dari logam terasa lebih panas jika dibandingkan dengan benda-benda yang terbuat bukan dari logam, dalam hal ini terjadi aliran kalor ke tangan kita. Karena logam merupakan konduktor panas yang baik, maka kalor juga mengalir dari bagian-bagian yang tidak disentuh. Jadi, kalor yang sampai ke tangan kita cukup banyak sehingga terasa panas. Tetapi kalau yang disentuh itu bukan logam, kalor yang mengalir ke tangan kita hanya dari bagian-bagian yang disentuh saja sehingga terasa tidak sepanas logam.

      4)      Pada waktu hari dingin, benda-benda yang terbuat dari logam terasa lebih dingin daripada benda bukan logam, padahal jika diukur suhunya ternyata sama. Ini karena saat logam itu kita sentuh, kalor mengalir dari tangan kita ke logam. Logam segera menyebarkan kalor itu ke seluruh bagiannya sehingga lebih banyak lagi kalor dari tangan kita yang mengalir ke logam. Karena itulah tangan kita merasakan dingin. Tetapi, jika kita sentuh benda bukan logam, maka kalor yang berpindah dari tangan kita ke benda akan memanaskan bagian bagian benda yang kita sentuh saja, kalor tersebut tidak menyebar. Segera suhu benda yang kita sentuh akan sama dengan suhu badan kita sehingga tangan kita merasa tidak begitu dingin.

       5)      Pada tungku-tungku pemanas yang menggunakan kayu bakar selalu dibuat cerobong yang tinggi. Selain untuk mengeluarkan asap, cerobong itu berfungsi juga untuk mengalirkan udara. Karena pembakaran di bawah cerobong maka udara di dalamnya menjadi panas dan memuai. Pemuaian menyebabkan massa jenis udara menjadi kecil sehingga udara naik ke atas. Udara yang di panaskan di bagian bawah mudah naik ke atas melalui cerobong. Selanjutnya, bagian atas cerobong menjadi hangat kembali sehingga udara panas dari bawah lebih mudah untuk naik ke bagian atas cerobong. Dengan demikian, udara lebih cepat mengalir dalam cerobong dan udara yang masuk ke cerobong bagian bawah juga menjadi lebih cepat.


Latihan Soal
       I.            Pilihlah jawaban yang benar.
1.      Gagang setrika terbuat dari kayu atau plastik. Hal ini dimaksudkan agar…
a.       Tidak tersengat aliran listrik
b.      Harga setrika lebih murah
c.       Setrika menjadi panas
d.      Gagang setrika tidak panas
2.      Angin laut dan darat merupakan contoh perpindahan kalor secara…
a.       Konveksi
b.      Radiasi
c.       Konduksi
d.      Hantaran
3.      Perbedaan antara warna hitam dan warna putih berdasarkan radiasinya adalah…
a.       Warna hitam menyerap kalor, warna putih memantulkan kalor
b.      Warna hitam menahan kalor, warna putih menyerap kalor
c.       Warna hitam memantulkan kalor, warna putih menyerap kalor
d.      Warna hitam memantulkan kalor, warna putih menahan kalor
4.      Perpindahan kalor yang terjadi karena adanya perbedaan massa jenis zat disebut…
a.       Konveksi
b.      Konduksi
c.       Induksi
d.      Radiasi
5.      Berikut ini merupakan contoh peristiwa konveksi kalor dalam kehidupan sehari-hari, kecuali…
a.       Terjadinya angin lembah
b.      Asap pabrik mengalir ke atas
c.       Sirkulasi udara dalam kamar
d.      Panas Matahari sampai Bumi
6.      Dinding termos dibuat rangkap dua dan ruang di antaranya hampa udara. Hal ini dimaksudkan agar…
a.       Tidak terjadi perpindahan kalor secara konveksi
b.      Ruang di termos bersuhu tetap
c.       Termos menjadi lebih ringan
d.      Suhu udara luar tidak mempengaruhi isi termos
7.      Pada saat memanaskan air, panas yang merambat pada wadah pemanas merupakan perpindahan kalor secara…
a.       Pancaran
b.      Konduksi
c.       Radiasi
d.      konveksi
8.      Perpindahan kalor secara konduksi terjadi akibat…
a.       Perambatan kalor pada partikel-partikel zat
b.      Pancaran kalor tanpa adanya zat perantara
c.       Adanya perbedaan berat jenis
d.      Adanya perbedaan suhu pada zat
9.      Selimut biasanya terbuat dari bahan tebal karena selimut merupakan…
a.       Konduktor untuk mencegah perpindahan kalor
b.      Isolator untuk mencegah perpindahan kalor
c.       Alat yang harus dipakai untuk tidur
d.      Penghalang kalor yang baik
10.  Pada bola lampu pijar yang dihamparkan, panas dari kawat pijar lampu tersebut mengalir ke udara luar secara…
a.       Konveksi
b.      Konduksi
c.       Radiasi
d.      Turbulensi

    II.            Jawablah pertanyaan berikut dengan benar.
1.      Apa perbedaan konduktor dan isolator panas? Berilah masing-masing contohnya.
2.      Mengapa pegangan setrika tidak terbuat dari logam?
3.      Jelaskan proses terjadinya angin laut dan sebutkan kapan terjadinya.
4.      Buktikan bahwa perpindahan kalor pada api unggu termasuk perpindahan kalor secara radiasi.
5.   Permukaaan dalam suatu ruangan bersuhu tetap 25*C pada saat udara luar 20*C. berapa banyak kalor yang hilang karena konveksi alami pada dinding berukuran 9,00 m x 5,00 m selama sehari. Dianggap koefisien konveki 3,5 J/m*2 K